The Diplomacy of Blackmail: Setelah Jokowi Bantu Rp26 Miliar, Vanuatu Kembali 'Bermain' di Isu Separatisme Papua?
Sumber |
Baca: Jejak Benny Wenda: Kabur dari Penjara, Diburu Interpol, Hidup di Inggris
Baca: The Diplomacy Of Blackmail
Dilaporkan, pemerintah Indonesia berang dengan langkah Vanuatu yang mengikutkan salah satu tokoh kekeran di Papua Benny Wenda, orang OPM yang terlibat berbagai kegiatan kekerasan dan terorisme di Bumi Cendrawasih, sebagai peserta Forum Kepulauan Pasifik (PIF) di Tuvalu, 13-16 Agustus 2019. Benny kabarnya akan menggunakan forum itu untuk mendesak PBB menggelar referendum kemerdekaan Papua.
Baca: Indonesia Kecam Penghargaan untuk Tokoh Separatis Benny Wenda
Menurut laporan media The Guardian, dalam PIF di Tuvalu, Benny yang kini bermukim di Inggris akan menggalang dukungan negara-negara Pasifik bagi kemerdekaan tanah airnya, Papua.
OPM terlibat dalam kegiatan terorisme ke warga Papua, tapi sering hanya disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata |
Baca: Pemerintah Jokowi Bantu Vanuatu Rp 25,8 Miliar
Benny sebagai tokoh Papua Merdeka selalu mengundang perhatian Pemerintah Indonesia, seperti kasus terbaru ketika Pemerintah Kota Oxford memberikan penghargaan kepadanya pada Juli 2019.
Baca: Vanuatu Ikutkan Tokoh Papua Merdeka di Forum Pasifik, Indonesia Kesal
"Ketika saya melarikan diri dari penjara Indonesia di Papua Barat tahun 2002, Oxford jadi salah satu tempat pertama di dunia yang menyambut saya dan keluarga," katanya menanggapi penghargaan itu.
Vanuatu dan negara-negara Pasifik yang miskin sering menggunakan Diplomacy Of Blackmail untuk mengambil bantuan dari negara-negara berbejolak seperto Tiongkok dengan Taiwan-nya dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar