Israel Bunuh Dua Polisi Palestina, Ramallah Belum Ultimatum Perang
Israel kembali usil melakukan gara-gara dengan menembak mati dua polisi Palestina.
Tindakan ini melanggar hukum internasional dan preseden untuk memperburuk hubungan kedua negara yang sudah sangat buruk belakangan ini.
Diduga Israel meningkatkan aksi kekerasan dan terorismenya kepada warga Palestina menyusul keberhasilan Palestina di Gaza menghentikan serangan 'haus darah' PM Israel Netanyahu untuk menaikkan citra politiknya.
Walau begitu, pemerintah Palestina tidak menjadikan hal ini sebagai ultimatum perang karena sudah merongrong kedaulatan negara Palestina yang merdeka.
Palestina memiliki ratusan ribu aparat kepolisian meski tidak mempunyai militer resmi sesuai dengan perjanjian Oslo.
Pembunuhan semena-mena kepada polisi Palestina apalagi warga biasa jarang berujung ke pengadilan kepada serdadu Israel pelaku pembunuhan kecuali beberapa kasus tertentu untuk pencitraan.
Israel menggunakan 'hukum rimba' kepada warga Palestina yang tak berdaya dan tak bersenjata untuk tetap membuat kehidupan warga Palestina tidak nyaman dan penuh dengan ketakutan.
Strategi kekejaman yang dilakukan oleh Israel lebih tidak manusiawi dibandingkan ISIS karena tidak pernah mendapat kecaman secara kontinu. Hal itu terjadi karena dukungan membabi buta oleh AS.
ISIS saja jika melakukan kekerasan selalu menjadi headline dan kecaman dari dunia internasional walau Donald Trump sudah akui AS sebagai pihak yang mendirikan ISIS dan dikonfirmasi oleh Hillary Clinton dan Edward Snowden.
Tidak ada komentar