Sejarah Suku Rao di Timur Tengah
Suku atau Kabilah/Qabilah Rao yang sering ditulis Rawa, Rawi atau Al Rawiyin ()(فبيلة الراوه) tersapat di Irak, Arab Saudi dan kain sebagainya.
Identitas suku ini sangat menarik diteliti karena termasuk kabilah yang relatif baru dan diriwayatkan merupakan keturunan Imam Hussein bin Ali RA.
Sebagaimana diketahui orang Nusantara termasuk Jawa dan Melayu telah lama bermukim di daerah sekitar pantai Teluk Persia di Timur Tengah khususnya di Basrah, Oman dan Bahrain.
Mereka disebut bernama Sayabigah/Sayabijah yang berasal dari kata Zabakh atau Javaka merujuk pada Muara Sabak di Provinsi Jambi.
Migrasi mereka terjadi antara abad ke 1-5 saat hilir mudik ke Madagaskar. Di Madagaskar orang nusantara sudah lama mendirikan koloni.
Aktivitas hilir mudik ke Madagaskar semakin intensif saat Sriwijaya mencapai era kegemilangan pada abad ke-3 sampai ke-7 Masehi.
Lalu di manakah keturunan para orang Sayabiga itu saat ini.
Di Maroko terdapat Kabilah Zabakh atau (الزباخ) yang merupakan pendatang dari Spanyol atau Andalusia.
Orang Sayabiga diperkirakan terlibat dalam beberapa ekspedisi Islam ke Andalusia era Thariq bin Ziyad. Apakah kabilah Zabakh itu adalah keturunan Sayabiga yang terusir dari Spanyol usai inkuisisi gereja Katolik?
Walau begitu, dari informasi online, warga Zabakh di Maroko meyakini kabilah mereka adalah kabilah Arab.
Kembali ke soal Kabilah Rao ini ternyata pemukiman asli mereka berada di sekitar sebuah sungai di Irak yang memang dulu menjadi tempat bertani warga Sayabiga.
Kemungkinan besar asal kata suku Rao di Timur Tengah ini berasal dari kata Rawa.
Berikut penjelasan asal muasal Kabilah Rao atau Rawa di Irak:
Suku atau Kabilah Rao/Rawa berasal dari Irak dan Arab terbesar dan paling berpengaruh di Irak dan dunia Arab, dulu dan baru-baru ini.
Keluarga ini dibedakan oleh keberanian, kemurahan hati, kebaikan, dan kemurahan hati Arab dari putra-putranya. Mereka turun dari keturunan Imam Hussein bin Ali, saw, dan dengan demikian kakek buyut mereka, Nabi Muhammad yang terhormat, damai dan berkah besertanya dan keluarganya. Semua suku dan rumah mereka milik satu leluhur, Yahya Al-Hassoun (leluhur para kabilah Rao), yang bercabang dengan berkat dan perlindungan Tuhan menjadi empat klan, termasuk (Al-Sawahik, Al-Sarahneh, Al-Bu Ubaid dan Rumah Syekh Rajab).
Tidak ada dan tidak diperbolehkan di kota Rawa untuk mendirikan atau mendirikan hotel atau restoran apa pun, dan inilah yang membedakan kota ini dari kota-kota lain di dunia, karena penduduknya mencegahnya karena kemurahan hati dan tata krama mereka yang ekstrim. Mereka berlomba untuk menghormati tamu dan bangsawan tidak meninggalkannya untuk tinggal di hotel atau pergi ke restoran.
Putra-putranya memegang banyak posisi ilmiah, politik, militer, sosial, seni, dan sastra dari waktu ke waktu.
Klan ini dipimpin oleh orang-orang senior dari rumah asli dan kuno dan dari yang berpengetahuan di keluarga terhormat ini, dan mereka memiliki solusi dan kontrak untuk berbagai hal dan masalah.
Keluarga kami ini memiliki hubungan yang baik dan luas dengan berbagai klan dan suku Irak dari utara ke selatan, serta hubungan kekerabatan dan komunikasi dengan semua klan Arab di dunia Arab.
Tidak ada komentar